everyone has memories.
saya telah banyak mengalami jatuh dan bangun dalam
urusan perasaan, saya bahkan enggan menyebutnya "cinta". terlalu naif
buat saya saat ini untuk mengatakan semuanya itu cinta.
sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk tidak
mau "pacaran" lagi.
saya sadar akan sesuatu bahwa saya sudah cukup
melakukan kebodohan yang berulang yang sama sekali tidak ada manfaatnya.
"Saya menyesal"
saya sering sharing dengan sahabat-sahabat saya saat
ini. banyak diantara mereka yang belum pernah pacaran. Jujur, saya iri dengan
mereka. saya mau seperti mereka. tidak punya track record soal mantan sama
sekali.
Lucu juga rasanya kalau saya ingat dulu, ya..
mereka pernah yang saya bangga-banggakan pada keluarga dan sahabat-sahabat,
sekarang justru saya menyesal.
diperjalanan saya mengosongkan hati dari
perasaan-perasaan "aneh" itu, dan ingin fokus dengan hidup saya yang
baru, ingin fokus dalam memperbaiki diri, ingin mendekatkan diri dengan Sang
Khaliq, saya justru dipertemukan dengan seseorang.
Saya pernah mengenal dia sebelumnya, saya sering
mendengar cerita tentang dia dari sahabat saya. kita beberapakali pernah
bertemu, bahkan saat dia ulang tahun tahun lalu saya menemani sahabat saya
untuk memberi surprise untuk dia. ya Lelaki itu adalah mantan pacar sahabat
saya.
Lucu rasanya kalau saya bilang saat itu kita
dipertemukan, padahal sebelumnya kita sudah sering ketemu. hehe. iya, saat itu
dia minta ditemani untuk memberi surprise untuk sahabat saya, karena sahabat
saya ulang tahun.akhirnya kita janjian untuk bertemu.
waktu itu malam-malam kita bertemu untuk mencari
kue untuk sahabat saya, saya dalam kondisi sama sekali tidak rapih, pakai baju
tidur, sedangkan dia pakai pakaian rapi (Banget). saya bingung kan, tadinya
saya kira kita gak akan jauh-jauh jadi gausah rapih-rapih, ternyata kita ke
Mall. bayangin aja, ke Mall, Pake Baju Tidur.
for the first time in forever.......
kita banyak sharing, ternyata mereka udah putus
waktu itu. dan dia ngasih surprise bukan buat mau balikan katanya. saya sangat
menyayangkan hal itu, karena saya tau gimana perasaan sahabat saya ke dia.
obrolan kita berlanjut panjang sampai lupa waktu. dan yang paling saya ingat.
di perjalanan pulang saya bercanda kaya gini,
"hati-hati loh....., biasanya yang abis
ngobrol sama gue ntar jadi suka" narsis sekalian ngingetin. hehe.
"oh, kalo gitu gue orang pertama yang
engga..." jawab dia.
"baguss kalo gitu, gue gabisa bayangin
perasaan dia gimana ntar. hahaha."
hari berlalu, besoknya adalah eksekusinya. kita
ngasih surprise buat sahabat saya, ngasih surprisenya di rumah saya.
awalnya manis. surprisenya berhasil.... tapi semua
berubah sejak negara api menyerang. ehehe. canda.
tau-tau mereka berantem hebat gara-gara sesuatu di
handphonenya lelaki itu. saya bingung. saya harus bela siapa. saya berusaha
nenangin sahabat saya waktu itu.setelah melewati proses mediasi yang agak
panjang dan dramatis. mereka reda, terus lelaki itu nganter sahabat
saya pulang,...
gak lama set, lah mereka pergi dari rumah saya,
lelaki itu sms saya, dan mau mampir kerumah katanya, saya gak ngerti tau-tau
dia ngasih saya harddisk sama filmnya, abis itu kita ngobrol. tapi lebih banyak
saya yang sharing kali ini. dia cuma dengerin dan ketawa sampai lupa waktu. itu
adalah hari yang berat buat mereka berdua, dan saya dapat banyak pelajaran dari
mereka.
dari situ saya sama lelaki itu jadi deket, dan
saya mulai sadar kalau ada sesuatu yang "gak beres".
saya mulai bingung, saya gak pernah nyangka kalau
akhirnya kaya gitu.
saya memang butuh teman sharing sebelumnya, saya
pernah berdoa agar Allah memberikan teman untuk berbagi, kalau tidak salah saya
pernah membuat status di twitter juga soal itu., saat itu saya merasa kalau
semua sahabat saya tidak ada yang mamahami kondisi yang baru saya alami. bahkan
sahabat-sahabat yang sudah saya kenal bertahun-tahun.
dan saya tidak menyangka kalau dia adalah jawaban
dari doa saya saat itu. tapi kenapa harus dia, mantan pacar sahabat saya
sendiri. saya tau saya pasti akan menyakiti perasaan sahabat saya itu, karena
saya tau betul perasaan sahabat saya itu pada lelaki ini.
akhirnya saya memutuskan untuk jujur pada sahabat
saya mengenai kedekatan saya dengan lelaki itu, saya menyakiti sahabat saya,
karena saya tidak bisa meninggalkan lelaki ini, dan memang kondisinya tidak
memungkinkan buat mereka kembali. mereka tau betul itu. jadi kalaupun saya
meninggalkan lelaki itu, merekapun tidak akan kembali bersatu karena suatu hal.
mungkin saya egois karena memilih untuk tetap
dengan perasaan saya,
semua ini ada alasannya,
saya memilih dia karena bersamanya saya bisa
habiskan waktu berjam-jam untuk bertukar fikiran, bercanda, sharing kalau ada
masalah.
saya memilih dia karena bersamanya saya terus
berusaha menjadi sosok yang lebih baik,
saya memilih dia karena bersamanya saya menjadi
lebih dekat dengan-Nya
saya memilih dia karena bersamanya saya berjuang
untuk wujudkan mimpi,
saya memilih dia karena dia juga memiliki perasaan
yang kuat terhadap saya.
saya memilih dia karena bersama dia saya tidak
berfikiran untuk mencari yang lebih baik.
saya memilih dia karena apa adanya dia sudah
melengkapi saya.
saya sudah memilih, saya tau sahabat saya pasti
terluka, saya mungkin kehilangan sahabat saya, sahabat saya selama 5 tahun, but its not about
quantities its about qualities.
saya mungkin kehilangan satu sahabat, untuk
mendapatkan satu teman hidup. InsyaAllah.
dan seandainya saya memilih untuk tetap bersama
sahabat saya dan kehilangan lelaki ini, saya juga akan tetap egois karena saya
tidak memikirkan perasaan lelaki ini. dia sakit, saya sakit, sahabat saya tetap
bersama saya, tapi bisakah sahabat saya menggantikan peran lelaki ini dalam
hidup saya?
lalu siapa yang egois?
saya salah. saya minta maaf.