buat yang udah baca postingan sebelumnya pasti ga asing sama judul ini.
dan saya cuma mau negesin kalau tujuan saya nulis ini tuh bukan untuk nakut-nakutin atau cari sensasi,
tujuan saya itu buat ngingetin kita semua kalau kematian itu pasti akan datang, cuma masalah waktunya aja yang misterius.
dan satu hal lagi, kematian itu ga perlu ditakutin, selama urusan dunia kita beriringan dengan urusan akhirat. tetap bermimpi dan berencana, karena Tuhan itu suka sama orang yang mau berusaha :).
yap prolognya sampai situ aja langsung kita ke TKP! cekidot!
cerita ini udah agak lama, tepatnya beberapa minggu sebelum lebaran.
hari itu, aku seperti biasa menjaga warung dirumahku.
lalu ada pembeli yang tak biasa,
yap mereka sekeluarga, menggunakan mobil X.
lalu aku terkejut, ternyata yang datang untuk membeli adalah Om Ucok dan keluarganya.
Om ucok itu dulu dagang di dekat rumahku sewaktu aku kecil.
dia itu orangnya baik dan ramah. Om ucok itu pekerja keras.
tapi setelah dia menikah dia memutuskan untuk tidak berdagang dan beralih ke usaha yang lain.
semenjak ia menikah aku sudah jarang melihatnya, karena ia juga pindah rumah di daerah pangkalan 2. Ia menikah dengan mba Devi dan mempunyai anak perempuan yang amat lucu dan imut.
om Ucok membeli minuman dirumahku, aku yang melayaninya, mukanya yang berkulit gelap itu terlihat lebih bersinar, sudah lama sekali aku tak melihat pria bersahaja ini. aku tak sempat bertanya apapun padanya, pikirku mereka sekeluarga ingin pulang kampung ke Medan, tapi rasanya masih lama sekali lebaran tiba.
ah bukan urusanku.
hari berlalu.
***
aku menjalani puasa ku hari demi hari dengan bersemangat karena bulan ramadan ini belum tentu bisa aku nikmati ditahun depan. amalan demi amalan aku jalani semata-mata untuk mencari ridho-Nya.
***
sekitar satu minggu kemudian
pagi itu begitu riuh.
saudara ku datang ke rumahku,
dia membawa kabar.,
katanya pada malam hari, seorang laki-laki menjadi korban tabrak lari di daerah pangkalan 1B.
kepalanya pecah, dan kabarnya mayatnya sempat dibiarkan ditengah jalan karena tidak ada yang berani menolong, laki-laki itu membawa sepeda motor, menuju ke gang subur, gang rumahku.
dan mirisnya, Laki-laki itu adalah om Ucok. damn.... seketika itu aku terdiam.
orang yang kemarin beli minuman dirumahku sudah meninggal.!!!
aku masih tak percaya,
kabarnya ia menuju ke arah gang ku, karena ia ingin ke rumah bapa beni untuk menyewa mobil yang kemarin dipakainya, ia ingin menyewa mobil itu untuk pulang kampung ke Medan.
siapa yang menyangka lebaran ini dia tak pulang ke Medan, tetapi ia Pulang ke Rahmatullah.
innailahi wa innaillahi rodjiun,
semoga amal ibadah alhamrum diterima disisinya, dan diampuni dosa-dosanya. aamiin :")
***
satu hal lagi yang perlu sama-sama kita renungkan.
kadang saat kita sedang emosi, kita sering mengeluarkan perkataan-perkataan yang bisa jadi adalah doa.
seperti ini, "gak punya otak lu",
coba anda bayangkan, jika setelah anda berkata seperti itu, esok harinya orang tersebut kecelakaan lalu kepalanya hancur, dan otaknya hancur lebur.
boleh jadi anda menjadi orang yang paling merasa bersalah.
Jaga lisan kita, Jaga perbuatan kita :")
dan saya cuma mau negesin kalau tujuan saya nulis ini tuh bukan untuk nakut-nakutin atau cari sensasi,
tujuan saya itu buat ngingetin kita semua kalau kematian itu pasti akan datang, cuma masalah waktunya aja yang misterius.
dan satu hal lagi, kematian itu ga perlu ditakutin, selama urusan dunia kita beriringan dengan urusan akhirat. tetap bermimpi dan berencana, karena Tuhan itu suka sama orang yang mau berusaha :).
yap prolognya sampai situ aja langsung kita ke TKP! cekidot!
cerita ini udah agak lama, tepatnya beberapa minggu sebelum lebaran.
hari itu, aku seperti biasa menjaga warung dirumahku.
lalu ada pembeli yang tak biasa,
yap mereka sekeluarga, menggunakan mobil X.
lalu aku terkejut, ternyata yang datang untuk membeli adalah Om Ucok dan keluarganya.
Om ucok itu dulu dagang di dekat rumahku sewaktu aku kecil.
dia itu orangnya baik dan ramah. Om ucok itu pekerja keras.
tapi setelah dia menikah dia memutuskan untuk tidak berdagang dan beralih ke usaha yang lain.
semenjak ia menikah aku sudah jarang melihatnya, karena ia juga pindah rumah di daerah pangkalan 2. Ia menikah dengan mba Devi dan mempunyai anak perempuan yang amat lucu dan imut.
om Ucok membeli minuman dirumahku, aku yang melayaninya, mukanya yang berkulit gelap itu terlihat lebih bersinar, sudah lama sekali aku tak melihat pria bersahaja ini. aku tak sempat bertanya apapun padanya, pikirku mereka sekeluarga ingin pulang kampung ke Medan, tapi rasanya masih lama sekali lebaran tiba.
ah bukan urusanku.
hari berlalu.
***
aku menjalani puasa ku hari demi hari dengan bersemangat karena bulan ramadan ini belum tentu bisa aku nikmati ditahun depan. amalan demi amalan aku jalani semata-mata untuk mencari ridho-Nya.
***
sekitar satu minggu kemudian
pagi itu begitu riuh.
saudara ku datang ke rumahku,
dia membawa kabar.,
katanya pada malam hari, seorang laki-laki menjadi korban tabrak lari di daerah pangkalan 1B.
kepalanya pecah, dan kabarnya mayatnya sempat dibiarkan ditengah jalan karena tidak ada yang berani menolong, laki-laki itu membawa sepeda motor, menuju ke gang subur, gang rumahku.
dan mirisnya, Laki-laki itu adalah om Ucok. damn.... seketika itu aku terdiam.
orang yang kemarin beli minuman dirumahku sudah meninggal.!!!
aku masih tak percaya,
kabarnya ia menuju ke arah gang ku, karena ia ingin ke rumah bapa beni untuk menyewa mobil yang kemarin dipakainya, ia ingin menyewa mobil itu untuk pulang kampung ke Medan.
siapa yang menyangka lebaran ini dia tak pulang ke Medan, tetapi ia Pulang ke Rahmatullah.
innailahi wa innaillahi rodjiun,
semoga amal ibadah alhamrum diterima disisinya, dan diampuni dosa-dosanya. aamiin :")
***
satu hal lagi yang perlu sama-sama kita renungkan.
kadang saat kita sedang emosi, kita sering mengeluarkan perkataan-perkataan yang bisa jadi adalah doa.
seperti ini, "gak punya otak lu",
coba anda bayangkan, jika setelah anda berkata seperti itu, esok harinya orang tersebut kecelakaan lalu kepalanya hancur, dan otaknya hancur lebur.
boleh jadi anda menjadi orang yang paling merasa bersalah.
Jaga lisan kita, Jaga perbuatan kita :")
0 komentar:
Posting Komentar