Minggu, 10 Februari 2013

Barangkali Cinta

Karya Dewi Lestari
 
Barangkali cinta… jika darahku mendesirkan gelombang yang tertangkap oleh darahmu dan engkau beriak karenanya. Darahku dan darahmu, terkunci dalam nadi yang berbeda, namun berpadu dalam badai yang sama.

Barangkali cinta… jika napasmu merambatkan api yang menjalar ke paru-paruku dan aku terbakar karenanya. Napasmu dan napasku, bangkit dari rongga dada yang berbeda, namun lebur dalam bara yang satu.

Barangkali cinta… jika ujung jemariku mengantar pesan yang menyebar ke seluruh sel kulitmu dan engkau memahamiku seketika. Kulitmu dan kulitku, membalut dua tubuh yang berbeda, namun berbagi bahasa yang serupa.

Barangkali cinta… jika tatap matamu membuka pintu menuju jiwa dan aku dapati rumah yang kucari. Matamu dan mataku, tersimpan dalam kelopak yang terpisah, namun bertemu dalam setapak yang searah.

Barangkali cinta… karena darahku, napasku, kulitku, dan tatap mataku, kehilangan semua makna dan gunanya jika tak ada engkau di seberang sana.

Barangkali cinta… karena darahmu, napasmu, kulitmu, dan tatap matamu, kehilangan semua perjalanan dan tujuan jika tak ada aku di seberang sini.

Pastilah cinta… yang punya cukup daya, hasrat, kelihaian, kecerdasan, dan kebijaksanaan untuk menghadirkan engkau, aku, ruang, waktu, dan menjembatani semuanya demi memahami dirinya sendiri.

Selasa, 05 Februari 2013

Lalu Apa?

sekitar pukul 7 malam.
ya seperti biasanya, aku pulang lebih larut setiap hari jum'at, karena harus mengikuti kuliah di jam ke-5.
aku pulang naik metromini menuju rumah, aku duduk didekat kaca mobil.
rintik hujan malam itu melengkapi suasana gundah yang ku rasa.
dari balik kaca aku melihat pemandangan yang tak asing, tapi selalu menarik untukku.
ya, ramainya jakarta, lalu lalang kendaraan, lampu-lampu yang saling berpautan, pedagang-pedagang yang tak henti mengais rejeki,  wajah-wajah muram pesisir kota, dan segalanya tentang Jakarta malam.
ya, sederhana namun penuh makna.
suasana ini kembali mengingatkanku pada tokoh-tokoh fiktif ciptaanku, Matahari dan Bintang Pemalu.
cerita yang amat klasik, namun tak pernah ada solusi terbijak untuk mengatasinya, cinta beda agama.
Aku ingin membuat akhir yang berbeda dengan cerita-cerita yang biasanya, aku sudah menemukannya,
namun aneh, setiap saat jemariku ingin memulai mengetik satu demi satu huruf, menciptakan kata-kata sederhana, aku tak bisa. aku tak tega membuat akhir yang tragis untuk cerita ini, aku tak pernah tega membuat sang Bintang Pemalu terjatuh ke permukaan bumi, atau bahkan terperosok ke dalam Blackhole. Begitupun dengan Matahari, aku tak tega membuat suatu gerhana atau lebih parahnya suatu Badai Matahari. Lalu aku memutuskan untuk menghadirkan sosok Bulan untuk sang Bintang Pemalu. karena sejatinya malam akan selalu mengijinkan Bulan bersandingan dengan Bintang.

Tapi entah mengapa, aku tak pernah memiliki kesempatan untuk menuangkan itu semua kedalam lanjutan ceritaku, waktu bergulir lebih cepat, berlomba-lomba dengan kegiatanku yang semakin padat, yah, hingga akhirnya cerita itu tetap menjadi misteri.

My Blog is Back!!!

hei readers,
lo semua harus tau nih, gue seneng banget ya blog gue balik, yaaa walopun dengan domain yang ini,
sokey lah yah, yang penting gue bisa nyampah lagi di blog, gue kangeeeeen banget mau ngeshare curhatan-curhatan sampah gue, hahhaha.
banyak banget yang gue alamin selama gue ga kehilangan blog ini, alhasil gue move on sebentar ke www.buana1995.wordpress.com saking galaunya gatau mau nyampah kemana, hahha.
tapi wordpress itu terlalu elegan yah buat gue kasih curhatan sampah gue jadinya gue cuman ngeshare puisi-puisi galau gidudeeeeyh.
hahha.
udah deh ah, my blog is back, tong sampah gue balik, sahabat terbaik gue..... aaaaaa miss ya so damn much!
gue tau lo juga kangen kan sama gue blog? udeh ngaku aja blog, come to mama, hug tight {}