Kamis, 11 Juni 2015

Selamat Ulang Tahun, Kamu, yang namanya selalu ada di chat teratas whatapp saya!


12 Juni yang Ke-20
Ini doaku untuk mu disisa umurmu,
Bismillahirrohmanirrohim.
Semoga setiap perkembangan yang kamu alami senantiasa berada dalam bimbingan-Nya.
Semoga senantiasa menjadi sebaik-baiknya doa orang tuamu terhadapmu.
Semoga senantiasa menjadi sebaik-baiknya pelindung sanak saudaramu.
Semoga senantiasa menjadikan Al-Qur’an dan Al-Hadist  sebagai pedomanmu.
Semoga senantisa menjadikan Rasulullah sebagai teladanmu.
Semoga senantiasa istiqomah menjalankan perintah-Nya.
Semoga senatiasa belajar dengan kerendahan hatimu.
Semoga senantiasa berusaha dengan segenap kemampuanmu.
Semoga senantiasa fokus pada tujuanmu.
Semoga senantiasa menghargai setiap waktu yang kamu miliki.
Semoga senantiasa mensyukuri apa yang telah dirahmatkan terhadapmu.
Semoga senantiasa semangat menebar manfaat.
Semoga senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahanan.
Semoga senantiasa dicintai Allah SWT dan Rasulnya.
Aamiin.

Rabu, 08 April 2015

Titik Balik II

everyone has memories.

saya telah banyak mengalami jatuh dan bangun dalam urusan perasaan, saya bahkan enggan menyebutnya "cinta". terlalu naif buat saya saat ini untuk mengatakan semuanya itu cinta.
sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk tidak mau "pacaran" lagi.
saya sadar akan sesuatu bahwa saya sudah cukup melakukan kebodohan yang berulang yang sama sekali tidak ada manfaatnya.

"Saya menyesal"

saya sering sharing dengan sahabat-sahabat saya saat ini. banyak diantara mereka yang belum pernah pacaran. Jujur, saya iri dengan mereka. saya mau seperti mereka. tidak punya track record soal mantan sama sekali.
Lucu juga rasanya kalau saya ingat dulu, ya.. mereka pernah yang saya bangga-banggakan pada keluarga dan sahabat-sahabat, sekarang justru saya menyesal.


diperjalanan saya mengosongkan hati dari perasaan-perasaan "aneh" itu, dan ingin fokus dengan hidup saya yang baru, ingin fokus dalam memperbaiki diri, ingin mendekatkan diri dengan Sang Khaliq, saya justru dipertemukan dengan seseorang.

Saya pernah mengenal dia sebelumnya, saya sering mendengar cerita tentang dia dari sahabat saya. kita beberapakali pernah bertemu, bahkan saat dia ulang tahun tahun lalu saya menemani sahabat saya untuk memberi surprise untuk dia. ya Lelaki itu adalah mantan pacar sahabat saya.

Lucu rasanya kalau saya bilang saat itu kita dipertemukan, padahal sebelumnya kita sudah sering ketemu. hehe. iya, saat itu dia minta ditemani untuk memberi surprise untuk sahabat saya, karena sahabat saya ulang tahun.akhirnya kita janjian untuk bertemu.

waktu itu malam-malam kita bertemu untuk mencari kue untuk sahabat saya, saya dalam kondisi sama sekali tidak rapih, pakai baju tidur, sedangkan dia pakai pakaian rapi (Banget). saya bingung kan, tadinya saya kira kita gak akan jauh-jauh jadi gausah rapih-rapih, ternyata kita ke Mall. bayangin aja, ke Mall, Pake Baju Tidur.
for the first time in forever.......

kita banyak sharing, ternyata mereka udah putus waktu itu. dan dia ngasih surprise bukan buat mau balikan katanya. saya sangat menyayangkan hal itu, karena saya tau gimana perasaan sahabat saya ke dia. obrolan kita berlanjut panjang sampai lupa waktu. dan yang paling saya ingat. di perjalanan pulang saya bercanda kaya gini,
"hati-hati loh....., biasanya yang abis ngobrol sama gue ntar jadi suka" narsis sekalian ngingetin. hehe.
"oh, kalo gitu gue orang pertama yang engga..." jawab dia.
"baguss kalo gitu, gue gabisa bayangin perasaan dia gimana ntar. hahaha."

hari berlalu, besoknya adalah eksekusinya. kita ngasih surprise buat sahabat saya, ngasih surprisenya di rumah saya.
awalnya manis. surprisenya berhasil.... tapi semua berubah sejak negara api menyerang. ehehe. canda.

tau-tau mereka berantem hebat gara-gara sesuatu di handphonenya lelaki itu. saya bingung. saya harus bela siapa. saya berusaha nenangin sahabat saya waktu itu.setelah melewati proses mediasi yang agak panjang dan dramatis. mereka reda, terus lelaki itu nganter sahabat saya pulang,...

gak lama set, lah mereka pergi dari rumah saya, lelaki itu sms saya, dan mau mampir kerumah katanya, saya gak ngerti tau-tau dia ngasih saya harddisk sama filmnya, abis itu kita ngobrol. tapi lebih banyak saya yang sharing kali ini. dia cuma dengerin dan ketawa sampai lupa waktu. itu adalah hari yang berat buat mereka berdua, dan saya dapat banyak pelajaran dari mereka.

dari situ saya sama lelaki itu jadi deket, dan saya mulai sadar kalau ada sesuatu yang "gak beres".
saya mulai bingung, saya gak pernah nyangka kalau akhirnya kaya gitu.

saya memang butuh teman sharing sebelumnya, saya pernah berdoa agar Allah memberikan teman untuk berbagi, kalau tidak salah saya pernah membuat status di twitter juga soal itu., saat itu saya merasa kalau semua sahabat saya tidak ada yang mamahami kondisi yang baru saya alami. bahkan sahabat-sahabat yang sudah saya kenal bertahun-tahun.

dan saya tidak menyangka kalau dia adalah jawaban dari doa saya saat itu. tapi kenapa harus dia, mantan pacar sahabat saya sendiri. saya tau saya pasti akan menyakiti perasaan sahabat saya itu, karena saya tau betul perasaan sahabat saya itu pada lelaki ini.

akhirnya saya memutuskan untuk jujur pada sahabat saya mengenai kedekatan saya dengan lelaki itu, saya menyakiti sahabat saya, karena saya tidak bisa meninggalkan lelaki ini, dan memang kondisinya tidak memungkinkan buat mereka kembali. mereka tau betul itu. jadi kalaupun saya meninggalkan lelaki itu, merekapun tidak akan kembali bersatu karena suatu hal.

mungkin saya egois karena memilih untuk tetap dengan perasaan saya,
semua ini ada alasannya,
saya memilih dia karena bersamanya saya bisa habiskan waktu berjam-jam untuk bertukar fikiran, bercanda, sharing kalau ada masalah.
saya memilih dia karena bersamanya saya terus berusaha menjadi sosok yang lebih baik,
saya memilih dia karena bersamanya saya menjadi lebih dekat dengan-Nya
saya memilih dia karena bersamanya saya berjuang untuk wujudkan mimpi,
saya memilih dia karena dia juga memiliki perasaan yang kuat terhadap saya.
saya memilih dia karena bersama dia saya tidak berfikiran untuk mencari yang lebih baik.
saya memilih dia karena apa adanya dia sudah melengkapi saya.

saya sudah memilih, saya tau sahabat saya pasti terluka, saya mungkin kehilangan sahabat saya, sahabat saya selama 5 tahun, but its not about quantities its about qualities. 
saya mungkin kehilangan satu sahabat, untuk mendapatkan satu teman hidup. InsyaAllah.

dan seandainya saya memilih untuk tetap bersama sahabat saya dan kehilangan lelaki ini, saya juga akan tetap egois karena saya tidak memikirkan perasaan lelaki ini. dia sakit, saya sakit, sahabat saya tetap bersama saya, tapi bisakah sahabat saya menggantikan peran lelaki ini dalam hidup saya?
lalu siapa yang egois?

saya salah. saya minta maaf.


Selasa, 15 April 2014

Minggu inspiratif! :)

Minggu, 13 April2014
                Seperti biasa, ruangan itu penuh dengan orang-orang yang sedang berobat, mereka menunggu namanya dipanggil untuk konsultasi dan obat. Tapi ada yang tidak biasa pada minggu ini, Abu yang biasanya melayani konsultasinya tidak datang, jadi kami konsul dengan salah satu asistennya.
                Tidak lama menunggu, namaku dipanggil untuk konsultasi, biasanya hanya konsultasi masalah kesehatan saja, tapi ini sangat berbeda. Tiba-tiba saja asisten Abu menasehatiku tentang banyak hal, sampai-sampai aku bingung dan tidak mengerti mengapa dia bisa berkata demikian, namun anehnya semua ucapannya sangat tepat untuk kondisiku saat itu. Kurang lebih begini nasihatnya :
                “kalau seneng sama temen jangan seneng sekali, kalau ada temen omongannya nyenengin banget jangan terlalu dimasukan ke hati, begitupun sebaliknya, kalau ada temen yang omongannya ga ngenakin juga jangan terlalu dipikirin. Teman itu sebatas kerabat saja, jangan jadikan sandaran. Karena nanti kita kalau ada masalah apa-apa kembalinya sama orang tua lagi. …………, kecuali, kalau ketemunya dipengajian, kalau merasa cocok sekali, akrab sekali itu gapapa.”
Ya, kurang lebih seperti itu, terus yang “…….” Itu isinya dia menganalogikan seperti kalau kita mengagumi orang yang kita temui di mall. Intinya jadi kita ga akan terlalu tersakiti kalau menganggap semua teman hanya sebatas kerabat bukan sandaran.
                Seusai konsultasi, aku menunggu obat. Aku menunggu obat lama sekali, dari sebelum dzuhur sampai jam setengah 5. Subhanallah memang kesabarannya benar-benar diuji. Tapi aku sangat senang, karena tenyata Allah punya maksud lain. Biasanya kalau menunggu seperti itu, aku tidak banyak bicara, hanya melihat dan mendengar orang-orang sekitarku yang sedang mengobrol.
                Namun kali ini sangat berbeda, aku ngobrol dengan banyak ibu-ibu yang juga sedang menunggu. Dan yang paling ingin aku ceritakan disini adalah obrolanku dengan 2 ibu-ibu yang sangat menginspirasiku. Ibu yang satu sangat cantik, muda, dan sholehah, melihatnya saja menyejukan hati. Ibu yang satunya sudah agak berumur, namun sangat ke-umi-an, rasanya ingin menceritakan banyak hal dengannya.
                Diawali dengan cerita-cerita ringan soal kendala minum obat yang berupa pil-pil besar, dan khasiat setelah meminum obat itu. Obrolan yang ringan dan penuh tawa memang. Hingga kemudian aku bertanya tentang penyakit yang diderita oleh suami ibu yang cantik itu, suaminya menggunakan alat bantu untuk berjalan. Awalnya aku mengira suaminya itu habis kecelakaan, tenyata dugaanku salah. Ibu itu bercerita tentang infeksi yang dialami suaminya.
                Jadi, awalnya memang suaminya pernah mengalami kecelakaan, namun itu sudah lama sekali, sudah dari sebelum menikah, namun infeksinya baru muncul setelah ia menikah dan mempunyai anak. Infeksinya berupa munculnya cairan pada lututnya, berkali-kali cairan itu dikeluarkan namun selalu kembali. Berbagai upaya telah mereka tempuh untuk kesembuhan suaminya, dari mulai operasi pengeluaran tulang lunak pada lutut, pembelahan lutut, hingga menggunakan nuklir. terhitung hampir 2 hari sekali ibu itu ke rumah sakit. Sampai-sampai rumah sakit itu membuat tim medis, proffessor-proffesor,  ahli-ahli orthopedi, hingga dosen orthopedi dari FK universitas ternama.
                Sudah lebih dari 6 bulan pengobatan itu dilakukan oleh mereka, namun hasilnya tak kunjung membaik. Hingga akhirnya suaminya itu lelah dengan pengobatan-pengobatan medis, dan mencoba untuk pengobatan alternatif seperti ini. Ibu itu bercerita bahwa ini adalah kedua kalinya ia berobat disini. Dan Subhanallah pada minggu pertama berobat menunjukan hasil yang membaik, hal itu diketahui karena mereka langsung mengecek ke rumah sakit.
                 Terbayang sangat sulit sekali perjuangan ibu itu dan suaminya, tapi, tahukah kamu..
Ibu itu bercerita dengan sangat anggun, disela-sela ceritanya selalu terucap syukur, tak sedikitpun ia mengeluhkan apa yang dialami olehnya dan suaminya. Kesabaran yang dimilikinya mampu menenangkan suaminya, ya memang tutur-katanya sangat tenang dan menenangkan.
                Aku membayangkan jika aku ada diposisinya..
Sanggupkah aku menjadi sesabar itu.
Sanggupkah aku untuk tetap bersyukur dan tidak pernah mengeluh.
Sanggupkah aku untuk menjadi penenang dan penyemangat dikala keputusasaan mulai datang..
Sanggupkah…
Rasanya malu jika berkaca pada diri sendiri, ah…. Sudalah.. ehehe..
                Obrolanku dengan kedua ibu itu telah mengajarkanku banyak hal, menginspirasiku untuk menjadi seperti mereka. Kelak,. Aku ingin menjadi sebaik-baiknya ibu untuk anak-anakku, sebaik-baiknya istri untuk suamiku, yang tutur-katanya tenang dan menenangkan, yang sholehah dan berkepribadian anggun.
Duh.. jadi mikir kejauhan.. hehhee.
Semangat perbaikan diri.! Semangat memantaskan diri!
Perempuan yang baik untuk lelaki yang baik..
Maybe Im not the best, but I’ll always try to be better..

Bismillahirrohmanirrohim.

Selasa, 11 Maret 2014

Titik Balik I


saya telah mengalami suatu titik balik kehidupan, sebutulnya tidak terlalu menarik untuk dibaca, namun akan menarik untuk diceritakan kepada anak cucu saya nantinya, saya tulis disini untuk menjadi pengingat bagi saya yang pelupa.

Matahari
Karenanya semua menjadi cerah dan indah,
Cerita ini di mulai saat saya masih awal kuliah di  Universitas Negeri  Jakarta, saat ospek saya melihat seorang  lelaki, dia begitu bersemangat. Tingkahnya begitu konyol,  tak peduli panas terik dia tetap riang gembira, semangatnya menyinari wajahnya, dia begitu mempesona memang, bukan hanya saya yang berkata demikian.
Saya mengaguminya, sangat.  
“apa yang  menjadi motivasimu, tergantung pada siapa yang memotivasimu”
Ya, dia sudah memotivasi saya secara tidak langsung,  naluri saya mengikuti apa yang ia kerjakan.
Saat kuliah dulu, saya aktif mengikuti kepantiaan, saya mengikuti beberapa organisasi seperti halnya BEM  dan TAnK MIPA, saya begitu sibuk. Pergi pagi buta pulang malam.
Walaupun saya harus pulang pergi Bekasi-Jakarta, saya tetap memutuskan untuk berorganisasi, yang notabennya harus jadi “kura-kura” kuliah rapat, kuliah rapat.  Belum lagi sepulang kuliah saya masih harus ngajar di  Kota Wisata, Cibubur, saya mengajar  hampir satu minggu full.
Lelah,  namun itulah hidup saya selama saya kuliah di UNJ. 
Terlihat sibuk memang, namun dia lebih sibuk dari saya, prestasinya pun lebih  baik dari saya, hingga saya tak punya alasan untuk mengeluh, karena itulah jalan yang saya pilih.
Rasa kagum ini tak selamanya indah rupanya..
Rasa kagum ini terus meningkat setiap saat saya dengar ceritanya, setiap saat saya melintas didepannya, setiap saat kami berada dalam suatu perkumpulan yang sama, setiap saat saya mendengar suaranya dari kejauhan. Rasa kagum ini hampir meluap karenanya, sampai  saya benar benar lelah membendungnya. Saya lelah berpura-pura tidak melihatnya, berpura-pura tidak memperhatikannya, berpura-pura tidak menyukainya,  berpura-pura cuek saat berbicara dengannya.
Lelah, saya sudah lelah berpura-pura. Tapi saya belum lelah menganguminya. Saya terus mengaguminya, sampai akhirnya saya tau bahwa dia sedang mengagumi seseorang yang lain, dan seseorang itu adalah sosok wanita yang sholehah yang juga saya kagumi karena kesholehah-annya.
Saya benar-benar lelah dan terjatuh.

Disinilah titik balik itu.
Disinilah mulanya..
Saat saya terjatuh saya mencoba untuk bangkit.
Sebenarnya saya sudah mendaftarkan diri saya untuk mengikuti USM STAN 2013, awalnya saya hanya iseng dan benar-benar tidak ingin pindah dari UNJ, walaupun matakuliah di jurusan fisika lumayan memeras otak dan laporannya yang berpuluh-puluh lembar di tulis tangan, dan perhitungannya yang ribet, semuanya itu terkalahkan oleh  rasa cinta saya sama suasana fakultas ini, fakultas MIPA, yang mahasiswa dan mahasiswinya ta’at-ta’at  dan suasana keislamannya  amat terasa, sampai anak fakultas sebelah, fakultas olah raga, bilang kalau fakultas kita ini fakultasnya anak pesantren, but that’s why  I love FMIPA.
Kembali pada keisengan saya mengikuti  USM STAN 2013, karena niat awalnya memang hanya iseng dan mau merasakan euforianya “saringan lubang jarum” ini saya menyianyiakan waktu saya untuk mempersiapkan diri. Saya tidak belajar, sampai hari H-2 usm stan, saya merasakan titik balik itu. Hati dan pikiran saya berkontaksi. Hati saya yang benar benar jatuh saat itu justru membangkitkan pikiran saya. Saya mulai berfikir untuk serius mengikuti usm stan ini,  dan saya berfikir untuk pindah dari kampus ini. Saya tidak bisa selamanya “jatuh” seperti ini. Saya sudah lelah dengan rasa kagum yang akhirnya membunuh perasaan saya sendiri. Saya terlalu lelah berpura-pura. Dan saya pun tak sanggup jika harus terus melihatnya setiap  hari dan terus berpura-pura  sampai saya lulus kuliah.
TIDAK!
Saya tak akan mengulangi kesalahan saya waktu dulu, mengagumi seseorang terlalu lama.
Saya harus bangkit!
Lucu memang, saya belajar sangat keras selama 2 hari menuju usm stan itu hanya karena seseorang.
“seseorang yang memotivasimu berpotensi besar untuk menjatuhkanmu”

Rupanya usaha keras saya tidak menghianati, alhamdulillah saya lolos usm stan 2013, berat memang harus meninggalkan yang lain yang saya cintai tapi saya sudah memilih, dan saya harus bertanggung jawab dengan pilihan saya. Perjuangan yang sangat berat untuk bisa diterima di STAN, karena banyak sekali kendala yang saya hadapi dalam proses daftar ulang, dan saya benar-benar bersyukur Allah memudahkan jalan untuk saya diterima dikampus Ali Wardhana ini. Alhamdulillah.

Kesibukan saya mempersiapkan berkas untuk proses daftar ulang berhasil membuat saya lupa berfikir akan dia,  doa yang biasa saya panjatkan untuknya pun sudah tergantikan dengan doa-doa yang lain. Saya sudah mulai bisa melupakan sedikit tentangnya. Dan saya berfikir bahwa saya pasti bisa menghapus semua rasa itu jika saya di STAN, jika saya tidak melihatnya lagi, setiap hari. Ya, saya pasti bisa.

Jumat, 14 Februari 2014

Hello 2014.

Assalamu'alaykum.

telat banget ya judulnya, "Hello 2014", lebih tepatnya sih 1402-2014 (lucu ya tanggalnya, saking lucunya ampe mau nangis).
baru sempet posting lagi nih, eh bukan sempet sih, lebih tepatnya barus niat. hehe.
FYI, hari senin itu UAS akuntansi loh, dan gue malah posting blog.. *info penting nih, catet!
doakan aku ya manteman. hehe

banyak banget yang mau disampein, tapi belum bisa sekarang.
udah gitu aja. hehe wassalamu'alaykum. mohon maaf lahir batin ya :)

Rabu, 07 Agustus 2013

Dear Ramadhan

Ramadhan sudah menepi.
Gema kemenangan datang menjemput.

mengapa kau begitu cepat berlalu?
aku masih merindukanmu,
aku masih ingin menikmati malam-malam indahmu.

maaf..
aku sering melalaikanmu.
maaf..
aku tak menghargaimu..
maaf..
jika kau merasa cemburu dengan aktifitas duniaku.
maaf..
jika aku tak memanfaatkan tiap menitku bersamamu.

maaf.

aku mohon ini bukan pertemuan kita yang terakhir.
berjanjilah untuk pertemuan berikutnya.
aku pegang janjimu.
sampai jumpa tahun depan.
im gonna miss you.
thanks for all barokah.
Love you, My Ramadhan.
Thank you, My Allah.

Kamis, 27 Juni 2013

Dear Sirius

27 Juni 2013

hallo yang paling terang di angkasa raya...
kamu kah itu, sirius..?


malam ini terasa sedikit berbeda, 
aku kembali mengulang hobbiku waktu dulu.
melihat langit malam, dan mengagumi segala isinya, walau hanya sekejap.

malam ini sedikit mendung, tak begitu banyak bintang yang terlihat. hanya beberapa.
ada yang redup-redup, namun ada yang bercahaya sangat terang. 

kamu kah itu sirius?

sirius..
aku ingin bercerita,
begitu banyak hal yang menakjubkan yang aku alami akhir-akhir ini.
ada rasa yang bergetar hebat akhir-akhir ini,
gelombangnya menyumbat pembuluh darah di otakku.
frekuensinya menggebu-gebu detak jantungku.
aku tak dapat berfikir lebih jernih.

bagaimana tidak,...

semula semua ini hanya sebuah bunga tidur.
walau hanya sebuah bunga tidur, aku begitu bahagia.. 
lalu kukirimkan doa serta syukurku pada-Nya, si pemilik malam.

kemudian Dia menjawab semua doaku,
bahkan Dia memberi lebih dari apa yang aku harapkan,
aku melambung tinggi dibuat-Nya,.

namun, aku sadar, apakah seseorang seperti aku pantas untuk merasakan ini semua?
apakah pantas "yang sebaik itu" bersandingan dengan "yang seburuk ini"
batin ku menciut, 
kuanggap itu hanya sebuah kebetulan, bukan suatu jalan Tuhan, 

aaah fatamorgana...........

aku tak ingin banyak bertindak dalam hal ini, 
biar Dia yang menunjukan jalan-Nya.
sempat ku nazarkan ini dengan-Nya.
Lalu Dia menjawab nazarku, 
jawaban-Nya kembali mengulurku terbang bersama angin...
jalan ini semakin jelas...

sirius, tidakkah aku begitu naif dalam hal ini?
iya, aku begitu naif.
mungkin...
aku lupa berkaca pada diriku sendiri,
aku lupa aku ini siapa,
aku lupa akan pintaku dulu pada-Nya sejak awal...
aku sudah melampai batas...

atau memang ini takdir-Nya?
aah takdir, lagi-lagi takdir..
takdir yang mana yang kamu maksud?
masih terlalu subuh untuk bicara soal takdir "ini"

sirius,
sejujurnya aku merasa sangat takut, 
takut, jika semua rasa yang ada saat ini hanya membuatku patah arah dan terperosok lebih dalam.

tapi biarlah.
sudah sampai sejauh ini saja aku sudah amat bersyukur.
rupanya, Dia masih mengizinkan aku untuk memperoleh anugerah ini.
anugerah ini juga yang sanggup "menampar mundur harapanku" akan satu hal yang tak pernah pasti.
anugerah ini juga yang sering torehkan senyum di wajah pucat ini..
anugerah ini juga yang sering kuselipkan dalam doa, dan kunanti-nanti dalam mimpi
anugerah ini juga yang membuatku lebih sadar bahwa aku ini penuh kekurangn,
aku harus terus berbenah, aku harus jadi lebih baik..
karena aku percaya, Allah takkan keliru dalam memilih apapun yang baik dengan yang baik pula.

Terimakasih kepada-Nya, Tuhan semesta alam, Allah SWT.
Alhamdulillah.

sampai detik ini, aku masih terus menulusuri jalan ini, dan menebak-nebak ujung pangkal jalan ini.
semoga baik akhirnya. Aamiin. :)