Selasa, 15 April 2014

Minggu inspiratif! :)

Minggu, 13 April2014
                Seperti biasa, ruangan itu penuh dengan orang-orang yang sedang berobat, mereka menunggu namanya dipanggil untuk konsultasi dan obat. Tapi ada yang tidak biasa pada minggu ini, Abu yang biasanya melayani konsultasinya tidak datang, jadi kami konsul dengan salah satu asistennya.
                Tidak lama menunggu, namaku dipanggil untuk konsultasi, biasanya hanya konsultasi masalah kesehatan saja, tapi ini sangat berbeda. Tiba-tiba saja asisten Abu menasehatiku tentang banyak hal, sampai-sampai aku bingung dan tidak mengerti mengapa dia bisa berkata demikian, namun anehnya semua ucapannya sangat tepat untuk kondisiku saat itu. Kurang lebih begini nasihatnya :
                “kalau seneng sama temen jangan seneng sekali, kalau ada temen omongannya nyenengin banget jangan terlalu dimasukan ke hati, begitupun sebaliknya, kalau ada temen yang omongannya ga ngenakin juga jangan terlalu dipikirin. Teman itu sebatas kerabat saja, jangan jadikan sandaran. Karena nanti kita kalau ada masalah apa-apa kembalinya sama orang tua lagi. …………, kecuali, kalau ketemunya dipengajian, kalau merasa cocok sekali, akrab sekali itu gapapa.”
Ya, kurang lebih seperti itu, terus yang “…….” Itu isinya dia menganalogikan seperti kalau kita mengagumi orang yang kita temui di mall. Intinya jadi kita ga akan terlalu tersakiti kalau menganggap semua teman hanya sebatas kerabat bukan sandaran.
                Seusai konsultasi, aku menunggu obat. Aku menunggu obat lama sekali, dari sebelum dzuhur sampai jam setengah 5. Subhanallah memang kesabarannya benar-benar diuji. Tapi aku sangat senang, karena tenyata Allah punya maksud lain. Biasanya kalau menunggu seperti itu, aku tidak banyak bicara, hanya melihat dan mendengar orang-orang sekitarku yang sedang mengobrol.
                Namun kali ini sangat berbeda, aku ngobrol dengan banyak ibu-ibu yang juga sedang menunggu. Dan yang paling ingin aku ceritakan disini adalah obrolanku dengan 2 ibu-ibu yang sangat menginspirasiku. Ibu yang satu sangat cantik, muda, dan sholehah, melihatnya saja menyejukan hati. Ibu yang satunya sudah agak berumur, namun sangat ke-umi-an, rasanya ingin menceritakan banyak hal dengannya.
                Diawali dengan cerita-cerita ringan soal kendala minum obat yang berupa pil-pil besar, dan khasiat setelah meminum obat itu. Obrolan yang ringan dan penuh tawa memang. Hingga kemudian aku bertanya tentang penyakit yang diderita oleh suami ibu yang cantik itu, suaminya menggunakan alat bantu untuk berjalan. Awalnya aku mengira suaminya itu habis kecelakaan, tenyata dugaanku salah. Ibu itu bercerita tentang infeksi yang dialami suaminya.
                Jadi, awalnya memang suaminya pernah mengalami kecelakaan, namun itu sudah lama sekali, sudah dari sebelum menikah, namun infeksinya baru muncul setelah ia menikah dan mempunyai anak. Infeksinya berupa munculnya cairan pada lututnya, berkali-kali cairan itu dikeluarkan namun selalu kembali. Berbagai upaya telah mereka tempuh untuk kesembuhan suaminya, dari mulai operasi pengeluaran tulang lunak pada lutut, pembelahan lutut, hingga menggunakan nuklir. terhitung hampir 2 hari sekali ibu itu ke rumah sakit. Sampai-sampai rumah sakit itu membuat tim medis, proffessor-proffesor,  ahli-ahli orthopedi, hingga dosen orthopedi dari FK universitas ternama.
                Sudah lebih dari 6 bulan pengobatan itu dilakukan oleh mereka, namun hasilnya tak kunjung membaik. Hingga akhirnya suaminya itu lelah dengan pengobatan-pengobatan medis, dan mencoba untuk pengobatan alternatif seperti ini. Ibu itu bercerita bahwa ini adalah kedua kalinya ia berobat disini. Dan Subhanallah pada minggu pertama berobat menunjukan hasil yang membaik, hal itu diketahui karena mereka langsung mengecek ke rumah sakit.
                 Terbayang sangat sulit sekali perjuangan ibu itu dan suaminya, tapi, tahukah kamu..
Ibu itu bercerita dengan sangat anggun, disela-sela ceritanya selalu terucap syukur, tak sedikitpun ia mengeluhkan apa yang dialami olehnya dan suaminya. Kesabaran yang dimilikinya mampu menenangkan suaminya, ya memang tutur-katanya sangat tenang dan menenangkan.
                Aku membayangkan jika aku ada diposisinya..
Sanggupkah aku menjadi sesabar itu.
Sanggupkah aku untuk tetap bersyukur dan tidak pernah mengeluh.
Sanggupkah aku untuk menjadi penenang dan penyemangat dikala keputusasaan mulai datang..
Sanggupkah…
Rasanya malu jika berkaca pada diri sendiri, ah…. Sudalah.. ehehe..
                Obrolanku dengan kedua ibu itu telah mengajarkanku banyak hal, menginspirasiku untuk menjadi seperti mereka. Kelak,. Aku ingin menjadi sebaik-baiknya ibu untuk anak-anakku, sebaik-baiknya istri untuk suamiku, yang tutur-katanya tenang dan menenangkan, yang sholehah dan berkepribadian anggun.
Duh.. jadi mikir kejauhan.. hehhee.
Semangat perbaikan diri.! Semangat memantaskan diri!
Perempuan yang baik untuk lelaki yang baik..
Maybe Im not the best, but I’ll always try to be better..

Bismillahirrohmanirrohim.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar